CERITA RAKYAT 3
URBAN LEGEND DARI BOVEN DIGOEL PAPUA SELATAN Kisah legenda ini sudah sa dengar sejak kecil bukan hanya di boven digoel saja tapi juga sudah meluas sampai di merauke. dulu kalau mendengar kisah ini kita hanya bisa membayangkan bagaimana kehidupan mereka ya ? semuanya terdiri dari kaum perempuan tidak ada satupun laki laki disana. ya ceritanya terdengar seakan melecehkan kaum lelaki. Khusus Di Boven Digoel, Lokasinya sendiri konon berada di sebelah batas kali siret. daerah itu termasuk daerah yang belum terjamah oleh pemerintah kita, dan masih banyak belantara liar disana yang belum pernah dimasuki manusia dari peradaban modern. suku itu dipercaya secara mitos berada disana. namun mengapa disebut sebagai suku hilang hilang ? ini karena ciri fisik mereka sendiri yaitu jika didatangai tempatnya maka mereka itu akan hilang secara misterius. misalnya si A berhasil menemukan kampung mereka lalu mengabari si B untuk datang menggerebek kampung mereka, maka lokasi kampung itu akan hilang lenyap tak berbekas. mungkin seperti halnya perkampungan alam jin. suku perempuan ini juga dipercaya bukan bagian dari orang Papua tetapi lebih ke arah suku yang misterius tanpa asal muasal. ceritanya sendiri versi Boven Digoel lebih terasa seperti nyata karena dilukiskan secara spesifik oleh mereka sekalipun ada beberapa yang merasa tabu untuk diceritakan. menurut kishanya, suku perempuan itu mempunyai suami seekor anjing. seluruh kampung itu bersuamikan seekor anjing. namun jika tiba masa tertentu atau masa k awin, maka mereka akan keluar dari kampungnya untuk menyusuri hutan sekitar situ mencari kaum lelaki untuk dijadikan bibit penerus keturunan mereka. sang lelaki akan di gilir satu kampung selama berbulan bulan dijadikan tawanan. setelah ada diantara suku itu yang hamil, maka si lelaki pun dibunuh agar menjaga rahasia keberadaan kampung mereka. lalu ketika bayi mereka lahir pula, kembali akan diseleksi. jika yang lahir bayi laki laki maka akan langsung dibunuh, dan jika yang lahir bayi perempuan akan dipelihara dijadikan warga baru kampung mereka. inilah pula yang akhirnya menjadikan sebuah isu bahwa beberapa peneliti atau orang asing yang hilang di belantara Boven Digoel selama ini mereka adalah korban dari suku perempuan tersebut. bahkan sa pu teman anto mahuze dia juga cerita katanya mereka pernah beberapa kali sempat dapat kejar waktu dia kerja jadi tim survey kayu diperusahaan Korea disana. untung dong masih sempat lolos dari kejaran. entahlah yang mengejar itu suku apa tapi yang pasti mereka tidak bisa melihatnya jelas. mereka hanya tahu ada serangan pakai tombak dan panah saja. fenomena semacam inilah yang membuat kisah ini bukan lagi bergelar mitos tapi mulai terasa seakan nyata. Tapi ada yang menarik dari filosofi kehadiran urban legend ini. ini sa dapatkan dari Pak Daud Holinger kepala Dinas Kebudayaan Merauke yang mengatakan bahwa : Kemunculan legenda ini disebabkan karena adanya budaya Patrialis yang masih terjadi dibeberapa daerah disana yang menempatkan posisi kaum wanita lebih rendah daripada laki laki. maka kemudian muncullah Urban Legend semacam ini sebagai sebuah gambaran Emansipasi yang dibangun sekalipun hanya dengan mitos tetapi jika kita mengambil maknanya akan sangat dalam sekali yakni janganlah kita merendahkan kaum wanita sebab jika kaum wanita membentuk kehidupan sendiri tanpa memerlukan laki laki sebagai balasan atas penindasan yang dilakukan laki laki selama ini maka akibatnya akan lebih kejam buat laki laki. |
Comments
Post a Comment