TEKHNIK MENYUNAT

Sunat Yang Aman
Masa liburan panjang biasanya menjadi pilihan waktu yang pas untuk menyunat si buyung. Meski termasuk operasi ringan, tindakan ini tidak boleh dianggap enteng.


Sunat berarti memotong atau menghilangkan sebagian kulit penutup depan dari penis. Ujung kulit penutup itu terlihat jelas dari luar, sehingga memotongnya pun bukan perkara susah. Tinggal ditarik, kulit teregang dan siap dipotong oleh benda tajam, baik dengan pisau, sembilu (pisau dari bambu), gunting, dan lain-lain.

Sayangnya, beberapa klinik atau tukang sunat kadang tidak mengindahkan aspek-aspek kesehatan. Peralatan sunat yang tidak higienis, juga tata cara menyunat yang salah, menyebabkan proses sunat rawan komplikasi. Nah, meski dalam dunia kedokteran, sunat termasuk operasi ringan, tapi komplikasi yang ditimbulkan tidaklah ringan. "Kulit kelamin kaya akan pembuluh darah, sehingga rawan terjadi perdarahan. Selain bukan tidak mungkin bagian kepala penis terpotong, bahkan bisa terjadi infeksi dan menyebabkan penyakit lain," demikian diungkapkan dr. Arry Rodjani, SpU, dari Bagian Ilmu Bedah Subbagian Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Arry mengungkapkan, lembaganya kadang menjadi tempat penampungan korban-korban sunat yang dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab. "Ada yang kepala penisnya terpotong, penisnya terbakar, infeksi, dan lain-lain." Lebih lanjut Arry menjelaskan, "Kebanyakan proses penyunatan tersebut dilakukan orang yang bukan ahlinya," tambahnya.

Itulah mengapa Arry memberikan kiat-kiatnya kepada orangtua saat hendak menyunat anaknya:

1. Apa pun metode sunat yang dipilih, pastikan orang yang akan menyunat adalah dokter ahli dan berpengalaman. Jika ragu, pilih tempat atau rumah sakit yang memiliki klinik sunat.

2. Di klinik atau rumah sakit, biasanya perlengkapan sunat sudah disterilisasi, sehingga gangguan infeksi dapat diminimalkan.

3. Metode konvensional, menyunat dengan teknik bedah biasa dianggap metode terbaik, caranya steril dan dapat dipertanggungjawabkan, tidak menimbulkan banyak perdarahan, penyembuhan lukanya baik, dan lain-lain.

4. Segera konsultasikan dengan dokter jika terjadi komplikasi seperti perdarahan, pembengkakan, dan lain-lain.


7 METODE SUNAT

Berikut beberapa metode sunat, disertai kelebihan dan kekurangannnya:

1. METODE KONVENSIONAL

Menurut beberapa pakar medis, inilah metode terbaik dalam metode sunat. Umumnya metode konvensional menggunakan peralatan bedah ringan. Caranya, kulit preputium (kulup) yang memiliki perle-katan dengan kelamin dipisahkan dari kepala penis dengan cara disayat. Lalu dilanjutkan dengan dorsumsisi, yaitu mengiris permukaan punggung alat kelamin secara vertikal. Pasca tindakan ini, kepala penis jadi tampak jelas. Tindakan selanjutnya adalah sirkumsisi, yaitu mengiris bagian kulup secara melingkar, sehingga kulup lepas dari alat kelamin.

Kulit yang terluka segera dijahit dan pembuluh darah diikat agar tidak menimbulkan perdarahan. Benang yang dipakai dapat diserap kulit sehingga tidak perlu dilepaskan. Agar luka tidak terbuka, yang amat rawan infeksi, jahitannya dibalut dengan kasa atau perban steril dan dibubuhi cairan antiseptik.

Selama proses sunat anak tidak akan mengalami rasa sakit karena mengalami pembiusan. Suntikan kebal dilakukan di daerah pangkal penis, suntikan tambahan bisa dilakukan di beberapa tempat di kulit penis, tetapi tidak di kepala penis. Lamanya waktu proses sunat sekitar 0,5–1 jam. Lamanya penyembuhan luka sekitar 3-4 hari.


2. METODE SMARTKLAMP

Cara kerjanya menyamai pengkleman tali pusar bayi. Metode sunat ini termasuk baru. Alat bernama Smartklamp ini diklaim diciptakan dengan menggunakan teknologi plastik terkini dan produksi standar berkualitas tinggi. Sebelum disunat, penis pasien diberi obat kebal terlebih dahulu. Selanjutnya proses sunat smartklamp dimulai.

Smartklamp sendiri berupa alat sunat plastik kecil. Bentuknya mirip galon plastik kecil. Alat ini hanya satu kali pakai, yang langsung dibuang setelah luka sembuh. Prosedurnya, bagian kulit depan penis ditarik ke belakang lalu menempatkan tabung smartklamp di bagian atas ujung penis. Kulup lalu ditarik ke atas tabung, kemudian dikunci. Kulup itu dipotong dengan pisau bedah tepat di atas ring klem. Smartklamp akan tetap menempel di penis sampai lukanya sembuh. Waktu penyembuhan kurang lebih lima hari. Teknik ini tidak memerlukan jahitan, konon hampir tanpa perdarahan. Smartklamp juga tersedia dalam berbagai ukuran, mulai bayi hingga dewasa. Tabung cukup ringan dan tidak menghalangi air seni.

Seusai penyunatan, anak dapat langsung dibawa ke rumah, tidak ada keharusan anak untuk selalu berbaring di kasur, banyak beristirahat, dan lain-lain. Anak dapat beraktivitas normal, meski dianjurkan tidak terlalu berlebihan. Setelah lima hari, smartklamp akan dilepaskan dokter atau perawat. Kelebihan smartklamp lainnya, bekas luka bedah sunat akan membentuk cincin pada kepala penis.


3. TEKNIK TARAKLAMP

Metode dan proses kerjanya hampir sama dengan smartklamp. Metode yang ditemukan Dr. Gurcharan Singh dari Malaysia pada 1986 ini, memperoleh penghargaan tertinggi dari UMNDS, WHO, untuk kategori alat medis yang saat ini banyak dipergunakan oleh para dokter dan ahli medis di dunia. Konon, taraklamp membuat proses khitan lebih cepat, steril, tenang, serta, minim perdarahan, tanpa jahitan, mengurangi risiko nyeri, atau trauma pada anak. Alat ini cukup steril karena digunakan sekali saja. Waktu yang dibutuhkan dalam proses taraklamp ini kurang lebih 5 menit saja. Sedangkan dari proses mulai pembiusan lokal, pembersihan smegma, sampai operasi pengelupasan kulit dengan taraklamp, hanya memakan waktu 10-15 menit. Saluran urine taraklamp terpisah dengan daerah operasi sehingga lebih steril.


4. TEKNIK CAUTER

Prinsipnya, teknik cauter memanfaatkan panas untuk memotong. Dengan alat berupa batang besi panjang yang dialiri panas dari listrik, kulit berikut pembuluh darah akan terpotong dengan cepat. Teknisnya, kulit penis dijepit sampai batas di atas glans penis (kepala penis), kemudian kulup disayat dengan cauter tadi. Perdarahan menjadi minimal karena pembuluh darahnya langsung tertutup (akibat panasnya cauter).

Lamanya waktu penyunatan sekitar 15-30 menit. Tanpa rasa sakit dan meminimalkan perdarahan. Waktu penyembuhan luka juga relatif lebih cepat. Namun, kebersihan alat tetap harus menjadi prioritas. Juga tenaga ahli yang mumpuni, untuk meminimalkan risiko terbakarnya penis oleh cauter. Selain untuk umum, metode ini juga cocok bagi anak dengan gangguan pembekuan darah (penderita hemofilia misalnya).


5. TEKNIK LASER

Hati-hati, jangan terkecoh de-ngan banyak iklan yang menawarkan jasa sunat laser. Ini karena hanya ada sedikit rumah sakit, klinik, atau tempat yang menggunakan laser untuk proses sunat. Kebanyakan konsumen tidak dapat membedakan mana sunat teknik laser dan teknik cauter. Atau ada beberapa klinik atau tempat sunat yang kerap mempromosikan jasa sunat laser, padahal fasilitas yang dimilikinya hanya cauter. Teknologi laser sangat mahal dan membutuhkan tenaga khusus yang ahli, karena penggunaan yang salah dapat mengakibatkan risiko kematian jaringan.

Saat ini ada beberapa klinik dan rumah sakit yang sudah menggunakan teknologi laser CO2 untuk sunat. Laser tersebut berbentuk gelombang dengan spesifikasi tertentu yang bersifat "membakar" jaringan.

Proses tahapannya antara lain, setelah diberi bius lokal, kulup ditarik dan dijepit, lalu dipotong dengan gunting berlaser CO2. Setelah klem dilepas, kulit kulup itu akan bersatu kembali dengan batang penis. Kulit kulup tetap harus dijahit agar tidak menimbulkan perdarahan susulan dan infeksi. Metode yang termasuk canggih ini, membutuhkan waktu 10-15 menit saja. Selain proses perdarahan dapat diminimalkan, penyem-buhan luka pun lebih cepat dibanding metode lainnya. Penderita hemofilia juga disarankan menggunakan teknik sunat ini.


6. TEKNIK CINCIN

Namanya "Sunat Cincin Metode Sofin." Inilah hasil temuan cara sunat anak negeri, metode sunat tanpa luka. Adalah dr. Sofin Hadi, dokter lulusan UGM yang juga direktur RS PKU Muhammadiyah yang menemukan metode sunat yang cepat, efektif, dan efisien. Prosesnya, ujung kulup dilebarkan, kemudian ditahan agar tetap meregang dengan memasang cincin dari karet. Setelah itu, ujung kulup akan menghitam dan lepas dengan sendirinya. Prosesnya hanya memakan waktu 3-5 menit.

Proses sunat ini lebih ramah lingkungan karena hanya membuang sedikit kasa dan darah. Bi-ayanya juga lebih ekonomis. Metode khitan tanpa luka ini juga cocok bagi penderita hemofilia yang jika terluka dan berdarah sulit berhenti. Namun, pastikan tempat khitan yang dipilih benar-benar ahli dan berpengalaman dalam metode sunat cincin. Juga peralatan khitan seperti cincin harus benar-benar steril.


7. CIRCUMCISION CORD DEVICE

Alatnya diproduksi di Amerika dan Eropa. Metode ini kurang populer di tanah air. Alatnya juga jarang ditemukan di klinik, apotek, atau di toko kesehatan di sini. Prosesnya hampir sama dengan metode cincin. Ujung penis diikat sehingga mirip lonceng. Selanjutnya, pembuluh darah pun akan mati, kemudian jaringan ikut mati dan lepas dengan sendirinya. Namun, proses penyembuhannya lama, sekitar dua minggu.

Comments

Popular posts from this blog

KEGIATAN AKTIVASI VSAT

PP NOMOR 178 TAHUN 1979 TENTANG UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA